Senin, 24 Januari 2011

IHSG Bakal Tertular Penguatan Wall Street 25/01/2011 (Nurul Qomariyah - detikFinance)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah di tengah rebound mayoritas bursa regional. Investor tampaknya masih belum juga yakin untuk memburu saham-saham di tengah ancaman inflasi yang semakin tinggi.

Pada perdagangan, Senin (24/1/2011), IHSG melemah 33,482 poin (1,00%) ke level 3.346,061. Sementara Indeks LQ 45 terkoreksi 5,016 poin (0,85%) ke level 585,220.

"Setelah sempat naik di awal sesi I, IHSG kembali
mengesampingkan harapan pasar untuk bisa rebound. Di akhir sesi perdagangan, IHSG akhirnya kembali melemah. Ancaman inflasi, kenaikan harga komoditas pangan, pengetatan GWM China, serta kembali mulai naiknya suku bunga beberapa negara menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pelaku pasar," ujar Managing Research Investment Management Division PT. Asjaya Indosurya Securities.

Penguatan besar dari bursa Wall Street diharapkan bisa menular ke lantai bursa Indonesia. Aksi beli selektf akan mulai kembali terjadi, meski ancaman koreksi masih terus membayangi. IHSG pada perdagangan Selasa (25/1/2011) diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat tipis.

"Untuk hari Selasa diperkirakan IHSG akan bergerak dikisaran 3,327 - 3,407 dengan masih dipengaruhi perkembangan atau kondisi ekonomi dan moneter Indonesia dan global serta 'bargain hunting' yang bisa menjadi pemicu untuk saham-saham tertentu. Saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. BBRI, BBTN, dan INDF," demikian rekomendasi dari eTrading Securities.

Bursa Wall Street bergerak menguat, dengan indeks Dow Jones kembali mendekati level psikologis 12.000. Penguatan saham-saham teknologi dan material menjadi penumpu penguatan di Wall Street.

Pada perdagangan Senin (24/1/2011), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) ditutup menguat 108,68 poin (0,92%) ke level 11.980,52. Indeks Standard & Poor's 500 juga menguat 7,49 poin (0,58%) ke level 1.290,84 dan Nasdaq menguat 28,01 poin (1,04%) ke level 2.717,55.

Bursa Jepang langsung mengekor kenaikan di bursa Wall Street tersebut. Indeks Nikkei-225 pada awal perdagangan Selasa dibuka naik 16,58 poin (0,16%) ke level 10,361,69.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

eTrading Securities:

Pada perdagangan hari ini IHSG ditutup turun 33 point (-0.99%) ke level 3,346.06, melanjutkan koreksi yang terjadi 3 (tiga) hari berturut-turut (pekan lalu), Investor Asing pada hari ini tercatat masih melakukan Net Sell sebesar Rp 271 miliar pada pasar reguler dengan sektor yang paling dominan adalah CoalMining dan Cement, dan melakukan Net Buty sebesar Rp.88.9 miliar di sektor Banking. Penurunan yang terjadi pada hari ini terlihat masih di range yang tidak jauh dari hari sebelumnya, dan voulme perdagangan hari in relatif cukup rendah sebesar 5,1 miliar lembar  dengan total value sebesar Rp. 4,1 triliun. Sementara untuk hari Selasa diperkirakan IHSG akan bergerak dikisaran 3,327 - 3,407 dengan masih dipengaruhi perkembangan atau kondisi ekonomi dan moneter Indonesia dan global serta "bargain hunting" yang bisa menjadi pemicu untuk saham-saham tertentu. Saham - saham yang dapat diperhatikan a.l. BBRI, BBTN, dan INDF.

Kresna Sekuritas:

IHSG mulai berkonsolidasi meskipun masih berada di area negatif. IHSG diperkirakan masih sideways di 3,310-3,400 dengan 3,310 menjadi level kunci bagi pergerakan IHSG. TLKM dan MEDC menjadi saham pilihan hari ini.

Indosurya Securities:

Pada perdagangan Selasa (25/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.280-3.313 dan resistance 3.388-3.430. Setelah candle membentuk pola three black crows , terlihat adanya upaya menahan pelemahan dengan kemungkinan akan terbentuknya spinning tops . Bila hari ini terjadi penguatan maka pola spinning tops benar terjadi dan IHSG dapat kembali menguat meski dalam rentang terbatas. MACD terlihat masih melemah dengan histogram negatif yang masih memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic telah menembus area oversold dan terlihat upaya untuk reversal meski masih tertahan. Pasar belum menentu arahnya dan cenderung
masih melemah. Selain itu, memang belum terlihat adanya sinyal pembalikan arah hingga adanya kejelasan mengenai kondisi makroekonomi domestik maupun global. Namun demikian, melihat saham-saham sudah terdiskon besar, investor bisa mengambil peluang untuk trading buy terhadap beberapa saham pilihan sebelum nantinya tertinggal momentum pada saat mulai rebound .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar