Laporan keuangan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang bakal dirilis dalam waktu dekat diekspektasikan positif. Beberapa analis merekomendasikan mengakumulasi emiten ini.
Salah satunya adalah pengamat pasar modal dari Merryl Lynch. Bahkan menurut Merryl Lynch saham PGAS bisa menjadi pemicu besar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level resistan kuat di level 2.750.
Pasalnya, emiten pelat merah ini akan segera mengeluarkan laporan keuangan full year 2009. ”Investor berekspektasi kinerja PGAS positif, sehingga melakukan pembelian atas emiten ini,” ujarnya kepada INILAH.COM, rabu (24/3).
Manajemen PGAS mengindikasikan perusahaan akan mereguk laba bersih di atas Rp5 triliun. Hal ini disebabkan keuntungan dari forex. Bahkan, keuntungan ini diprediksikan bisa mencapai Rp5,6 triliun.
Sejumlah analis telah memperkirakan kinerja PGN sepanjang 2009 membaik, mengingat hingga triwulan ketiga 2009 telah membukukan kenaikan nilai penjualan 50% menjadi Rp13,5 triliun. Sedangkan laba bersih pada saat yang sama tumbuh 144% menjadi Rp4,4 triliun.
Adapun gangguan suplai gas pada Februari yang disebabkan PT Conoco-Phillips, dinilai Merryl Lynch takkan secara langsung berdampak pada rencana penyesuaian harga gas industri yang rencananya dilakukan bulan depan. “Penurunan volume suplai gas karena gangguan tersebut takkan berlangsung lama. Sehingga tidak akan mengganggu penetapan harga gas baru,” paparnya.
Penilaian positif juga diungkapkan VP Research & Analysis Valbury Secities Nico Omer Jonckheere. Menurutnya, sentimen PGAS ditopang aksi korporasi perseroan yang akan membangun terminal terapung gas alam cair. “Rekomendasi trading buy untuk PGAS dengan target harga Rp4.800,” ujarnya.
Seperti diketahui, PGAS akan membangun terminal terapung gas alam cair di Sumatera Utara, dengan nilai investasi sekitar Rp2 triliun. Sebanyak 30% atau sekitar Rp600 miliar berasal dari kas perusahaan dan Rp1,4 triliun dari pinjaman perbankan.
Di sisi lain, Ketut Tri Bayuna, analis dari Dhanawibawa Artha Cemerlang menilai, investor mulai melirik saham PGAS karena masih murah ketimbang saham unggulan lainnya. Kendati kuat dari sisi fundamental, selama ini PGN memang tergolong masih relatif belum bergerak. “Jadi potensi penguatan dalam beberapa hari ke depan masih sangat besar,” ujarnya.
Terkait kinerja perseroan, Ketut menganggap target harga PGAS seharusnya telah berada di level 5.000-an rupiah per saham. “Oleh sebab itu, dalam jangka pendek, diperkirakan harga saham PGN akan bisa menembus level 4.500 rupiah per saham,” katanya.
Tidak jauh berbeda dengan analis BNI Securities Maxi Liesyaputra yang mematok harga saham PGAS di level Rp 5.000. Target ini berdasarkan metode arus kas terdiskon (discounted cash flow/DCF). “Kami prediksikan, PGAS selama 2009 dapat membukukan pendapatan Rp 18,8 triliun dengan laba bersih Rp 5,46 triliun,” ucapnya.
Selain memiliki bisnis distribusi dan transmisi gas, tahun ini PGAS berencana mengakuisisi produsen gas nasional. Hal ini untuk memperkuat sektor hulu migas dan menjaga stabilitas dan pasokan gas nasional. Sebagai modal awal, PGAS menyiapkan anggaran Rp3,4 triliun dari total nilai akuisisi yang diperkirakan mencapai Rp10-15 triliun.
Maxi menilai, dengan perusahaan gas milik sendiri, perseroan dapat menjamin ketersediaan pasokan gas guna menunjang pertumbuhan kinerjanya. Namun, aksi korporasi dengan rencana pinjaman perbankan tersebut, juga berpeluang menaikkan beban bunga.
"Tentunya hal itu dapat menghambat pertumbuhan laba bersih PGN, "pungkasnya. Pada perdagangan Rabu (24/3) sesi siang , emiten pelat merah ini terpantau bergerak naik Rp25 ke level Rp4.150 per lembarnya.
from : inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar