Analis Pacific 2000 Muhammad Arif memprediksikan, IHSG
Menurutnya, hingga akhir pekan ini, IHSG akan mencoba koreksi ke 2.750 untuk membentuk level support yang baru. Sebab setelah menembus 2.800, indeks masih belum memiliki level support yang kuat.
Namun, pasar tidak perlu khawatir, karena tingginya capital inflow akibat ekspektasi positif data non-farm payroll AS yang dirilis pekan ini. Apalagi saham komoditas masih berpeluang menguat, seiring pelemahan dolar AS. “Mengingat indeks masih dalam proses pembentukan level support, peluang trading pun menjadi sepi. Investor sebaiknya lakukan pembelian selektif,” ulasnya.
Di tengah kondisi ini, Arif menyarankan pelaku pasar untuk fokus pada saham yang masih lagging atau belum mencatatkan kenaikan. Satu-satunya emiten yang memenuhi persyaratan tersebut adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM). “Koreksi TLKM sudah habis, harganya juga tak banyak bergerak, sehingga investor bisa switch ke saham ini,” katanya.
Arif menjelaskan, emiten saat ini belum tertekan oleh penguatan indeks menembus 2.800. Tren konsolidasi TLKM menonjol, apalagi ada rencana pembelian menara yang belum terealisasi. Hal ini cukup menguntungkan, karena TLKM akan membeli menara itu jauh di bawah harga pasar. Misalnya ketika XL menjual menaranya Rp1 miliar, TLKM hanya Rp250 juta. “Dengan demikian, ekspansi akan cepat dan harga akan stabil di Rp8.000-8.100 per lembar,” pungkasnya.
Pada perdagangan Selasa (30/3), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 3,497 poin (0,12%) ke level 2.798,268. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi mencapai 5,067 miliar lembar saham, senilai Rp 4,132 triliun dan frekuensi 128.745 kali. Sebanyak 121 saham naik, 72 saham turun dan 93 saham stagnan.
Beberapa emiten yang terangkat antara lain Delta Djakarta (DLTA) naik Rp 2.000 ke Rp 73.000, Goodyear (GDYR) naik Rp 450 ke Rp 12.100, Indo Tambang (ITMG) naik Rp 350 ke Rp 38.950, BTPN (BTPN) naik Rp 250 ke Rp 7.200, Delta Dunia (DOID) naik Rp 200 ke Rp 1.180, Adira (ADMF) naik Rp 150 ke Rp 8.300, Unilever (UNVR) menguat Rp 150 menjadi 12.300 dan Bank Mandiri (BMRI) terangkat Rp 100 ke level Rp 5.500.
Sedangkan emiten-emiten yang melemah antara lain Bank Mega (MEGA) turun Rp 350 ke Rp 2.100, Astra International (ASII) turun Rp 200 ke Rp 42.400, TB Bukit Asam (PTBA) turun Rp 150 ke Rp 17.200, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 150 ke Rp 25.350, Semen Gresik (SMGR) turun Rp 100 ke Rp 940, Indocement (INTP) turun Rp 100 ke Rp 14.300, International Nickel Indonesia (INCO ) turun Rp 75 ke Rp 4.625, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp 50 ke Rp 8.250.
from : inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar